Jumat, 04 November 2016

Kantor DPRD Samosir kosong Selama 5 Hari.Kemana DPRD Samosir??


Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Samosir tanpa dewan selama 5 hari. Dimana sebanyak 25 orang anggota DPRD termasuk ketua, wakil ketua berangkat keluar Provinsi, hal itu membuat kantor DPRD sepi. Menurut keterangan salah satu staf bagian umum kantor DPRD Samosir saat konfirmasi wartawan di kantor DPRD, Kamis (29/09/2016) mengatakan, seluruh anggota DPRD sedang melaksanakan kunjungan kerja Komisi keluar Provinsi dari tanggal 25-30 September 2016.

Hal itu juga dibenarkan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Samosir Marsinta Sitanggang saat dikonfirmasi Kupas Tuntas via seluler, Kamis (29/09), bahwa seluruh anggota DPRD Kabupaten Samosir sedang melakukan studi banding keluar Provinsi.

"Ya, semua anggota DPRD Samosir berangkat studi banding keluar Provinsi. Komisi I dan II berangkat ke Bandung, Komisi III ke pulau Lombok Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk melihat perbandingan-perbandingan pola pekerjaan didaerah kunjungan untuk diterapkan di Kabupaten Samosir," jelas Marsinta.

Lebih lanjut disampaikannya, selain Bandung dan Mataram, 7 orang lainnya melakukan studi banding didalam Provinsi, yaitu ke Medan diantaranya, Nasib Simbolon, Rosinta Sitanggang, A.Md, Suhanto Sitanggang, wakil ketua II Nurmerita Sitorus, S.Sos, Pardon ME Lumban Raja, Russel Baringin Jaya Sihotang dan Pardon Sinaga, S.Sos.

"Semua anggota DPRD Kabupaten Samosir berangkat studi banding selama 5 hari dan akan kembali pada tanggal 30 September 2016," kata Marsinta yang juga ikut mendampingi komisi III ke Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Hreys)

Senin, 31 Oktober 2016

BATU HOBON TERBELAH!!! SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB??


Sebuah kabar mengejutkan menghebohkan jejaring sosial: Batu Hobon Terbelah. Batu Hobon merupakan situs sakral yang diagungkan oleh bangsa Batak sejak zaman lampau dan dianggap sebagai sebuah keajaiban. Batu ini terletak di Sianjurmula-mula, Pulau Samosir.
Kabar menggegerkan ini pertaa kali diunggah di dinding (wall) akun Facebook Enni Martalena Pasaribu. Mengetahui informasi itu, tokoh Batak bernama Monang Naipospos mengaku terkejut. Namun Monang mengaku belum tahu apakah kabar itu benar atau tidak. Jika kabar itu benar, Monang meminta masyarakat Batak bersatu.

"Saya belum tahu. Saya meminta kepada kita semua untuk menonjolkan spirit Batak dan hal-hal yang melestarikan budaya Batak. Tak hanya batu saja," ujar Monang seperti dikutip salah satu media, Sabtu (29/10). 

Jika benar dilakukan pemugaran Batu Hobon, Monang menyesalkan hal itu. Menurutnya, untuk menjaga kealamian, Batu Hobon seharusnya tak dipugar. "Bingung, kenapa mendapat sorotan berlebihan. Kan ada sisi-sisi yang harus terbuka luas ke langit. Kedua, masih banyak spirit Batak yang bisa ditonjolkan selain Batu Hobon. Tapi malah ditinggal," katanya. 

Enni Pasaribu, sang pengunggah perdana foto terbelahnya Batu Hobon menulis di dinding akun Facebook-nya: 

Renovasi atau pemugaran? Situs bersejarah Batu Hobon di sianjur mula-mula kab. Samosir milik keturunan Op Guru Tatea Bulan yg berusia ribuan tahun . Seperti terlihat digambar batu sudah terbelah dalam mengerjakan proyek ini apakah sudah ada musyawarah ? Siapa yg bertanggungjawab atas ini ? Seharusnya dijaga keasliannya. Sedih melihatnya.

Saat dihubungi, Enni mengatakan bahwa foto diperoleh dari keluarganya di Samosir. Ia menjelaskan, hancurnya Batu Hobon terjadi karena proses renovasi yang tak terencana dengan baik. Ia mengatakan bahwa proses renovasi tak pernah meminta izin dengan keturunan Guru Tatea Bulan.

"Tidak ada musyawarah kepada keturunan Guru Tatea Bulan. Saya sudah berdiskusi dengan ketua Guru Tatea Bulan ND Malau, dan Ketua Pomparan Sariburaja S Pasaribu. Kami meminta ini dihentikan," kata Enni.

Tak hanya itu, ia juga meminta pihak yang melakukan renovasi agar bertanggungjawab. "Kami tidak Terima, saya juga selaku Boru Sariburaja tidak terima. Keasliannya sudah dihilangkan," sambungnya.

Disinggung mengenai pelaku renovasi, Enni tak mengetahui pasti. Namun ia menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir mengetahui hal ini.
"Tidak tahu pasti, tapi saya yakin Pemkab Samosir tahu. Siapapun kami minta sekali lagi hentikan proses ini," ujarnya. 



Sebagaimana diketahui,
BatuHobon merupakan warisan budaya bagi masyarakat Suku Batak. Batu Hobon diriwayatkan sebagai tempat bermukimnya Raja Batak. Konon, para tetua adat dan orangtua Suku Batak pula bahwa Batu Hobon konon merupakan karya cipta Raja Uti, cucu Si Raja Batak dari anak pertamanya, Guru Tatea Bulan.

Berbagai sumber menyatakan, Batu Hobon (Peti Batu) tempat penyimpanan barang-barang pusaka Batak seperti gondang saparangguan (seperangkat gendang Batak), Pagar (ramuan penangkal penyakit), hujur sumba baho (tombak bertuah), piso solom Debata (pedang bertuah),  pungga Haomasan (Batu Gosok Emas),  tintin Sipajadi-jadi (Cincin Ajaib), tawar Sipagabang-abang, Sipagubung-ubung, Sipangolu na Mate, Siparata Naung Busuk (Obat yang mampu menghidupkan yang sudah mati, serta menyegarkan kembali yang telah busuk) dll.

Menurut sumber lain, sudah tiga kali orang berusaha membuka Batu Hobon ini namun semuanya gagal, dan orang yang berusaha membuka itupun serta merta mendapat bala dan meninggal dunia.

KUNJUNGI LINK DIBAWAHH
www.youtube.com/channel/UCfWjEdXAJgJwZuq-qERblJA